Powered By

Powered by Blogger

Welcome to bi05cience community. bi05cience Undergraduate Students year 2005. Komunitas mahasiswa Biologi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Rabu, 28 Januari 2009

Lulus S1 langsung kerja, ngambil S2, atau kerja sambil sekolah

Sebenarnya menjawab masalah di atas gampang-gampang susah, banyak faktor yang perlu dipertimbangkan selulus S1 apakah sebaiknya langsung kerja, nerusin sekolah S2/S3, atau kerja sambil sekolah : 1. Berapa IPK anda ? 2. Apakah anda harus membiayai hidup orang tua atau adik2 anda ? 3. Apakah anda sudah mempersiapkan diri melanjutkan sekolah S2/S3 ? 4. Apakah anda punya pacar yang ngajak nikah negera ? 5। Apakah anda sudah survey tentang beasiswa sekolah di LN atau mengontak seorang professor di department universitas yang anda tuju ? 6. Apakah anda sudah survey tentang beasiswa sambil kerja di LN ?

Dan satu lagi yang perlu diingat, “Opportunity rarely knocks twice”..

Pertama, jika anda lulus S1 dengan IPK yang bagus misalnya > 3.00 apalagi kalau > 3.50 maka sebaiknya anda memutuskan sekolah lagi minimal ke S2. Jika anda punya IPK > 3.50 (cum laude atau honor) mestinya andapun layak langsung sekolah ke S3 tanpa melalui S2..Sayang sekali kalau IPK anda bagus anda langsung kerja.. Langsung kerja mestinya cocok bagi seseorang yang IPK-nya .

Kedua, jika anda harus membiayai hidup orangtua atau adik2 anda selepas lulus S1, maka langsung bekerja adalah pilihan yang masuk akal. Jika anda harus sekolah S2 dulu, maka resource yang anda punya sudah habis untuk membiayai keluarga, kecuali anda memperoleh beasiswa termasuk uang saku (stipend) yang besar.

Ketiga, jika anda sudah mempersiapkan diri untuk melanjutkan sekolah ke S2/S3 seperti nilai TPA yang bagus, nilai TOEFL >= 600 (atau IELTS >= 7.5), nilai GRE >= 1800 maka anda sudah membuktikan diri bahwa anda siang sekolah lagi, tidak hanya di DN tapi juga di LN..

Keempat, jika anda sudah punya pacar yang mau ngajak nikah segera dan pacar anda kebelet nikah begitupun anda, maka lebih baik anda menikah dulu dan untuk membiayai keluarga baru anda sebaiknya anda memutuskan langsung bekerja dan menunda keinginan melanjutkan ke S2/S3..

Kelima, kalau anda sudah mengontak seorang professor di department universitas yang anda tuju dan dia memberikan tanggapan dan harapan yang besar, apalagi jika dia menginformasikan disediakan beasiswa pula, maka sebaiknya anda melanjutkan ke S2/S3 dan melupakan bekerja mengingat ini kesempatan jarang (..ingat opportunity rarely knocks twice…)

Keenam, jika anda sudah survey mengenai melanjutkan Master’s atau Ph.D. ke luar negeri sambil bekerja (anda mendapat loan untuk kuliah tapi untuk membayar loan tersebut anda harus sambil bekerja), maka sebaiknya pilihan ini yang diambil karena pilihan keenam ini menjawab semua masalah yaitu bekerja ya melanjutkan studi ya..

Kebetulan saya mempunyai tiga orang keponakan, sebut saja namanya A, L, dan N yang masing-masing menempuh jalannya masing-masing dan saat ini sudah happy dengan pilihannya :

Si A adalah lulusan S1 bidang IT dari PTN ternama di Jawa dengan IPK > 3.00 tapi masih di bawah <> 3.00 tapi masih <> 3.7, selepas wisuda S1 beberapa bulan yang lalu N ditawari beasiswa untuk melanjutkan S2 di institut tempat ia kuliah S1 dulu. Saat ini N sedang menempuh kuliah semester pertama dari program 2 tahun untuk menyelesaikan S2.

Siapakah saat ini (Januari 2009) di antara A, L dan N yang paling mantap dengan pilihannya ? Mestinya kalau pilihan apakah langsung bekerja, meneruskan sekolah, atau meneruskan sekolah sambil bekerja itu dijalani dengan sepenuh hati dan penuh keyakinan, tentulah masing-masing mereka merasa mantap dengan pilihannya..

Siapakah 5 tahun lagi (Januari 2014) di antara A, L dan N yang paling bahagia dengan pilihan yang dipilihnya 5 tahun yang lalu (Januari 2009) ?

I can not tell for sure….tergantung kepada masing-masing untuk memahami bahwa apa yang dipilihnya pada hari ini adalah yang terbaik..

Opportunitu rarely knocks twice”.. yang namanya kesempatan itu tidak pernah datang dua kali. Jadi, baik A, L atau N bila ketemu kesempatan yang baik sebaiknya langsung diambil saja karena kalau sekarang tidak diambil siapa tahu kesempatan itu tidak pernah datang lagi.. Sekarang tergantung dengan apa yang didefinisikan dengan “kesempatan” itu ?

Semua orang punya cita-cita, seperti misalnya cita-cita saya adalah “muda foya-foya, tua kaya-raya, mati masuk surga”. Maka untuk mengejar cita-cita saya tersebut sewaktu muda saya harus bekerja keras (sehingga bisa foya-foya), mulai mengambil pendidikan lanjutan (S2/S3) dan barangkali memulai bisnis ataupun berinvestasi (agar tua bisa kaya raya), dan tentunya juga mengingat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi kita kehidupan, rezeki, berkah, dan rahmah, sehingga sayapun perlu sering-sering “menghadap”Nya dalam bentuk sembahyang, dzikir, puasa, dan sedekah (sehingga mati nanti bisa masuk surga)..

That’s my two cents… (inilah nasihat saya yang barangkali ada gunanya bagi Anda).

Sumber : http://is.gd/43Dt5h

Artikel pada kategori yang sama